Teratai
(Nymphaea) adalah nama genus untuk tanaman air dari suku Nymphaeaceae.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai water-lily
atau waterlily. Di Indonesia, teratai juga digunakan untuk menyebut
tanaman dari genus
Nelumbo (lotus). Pada zaman
dulu, orang memang sering mencampuradukkan antara tanaman genus Nelumbo
seperti seroja
dengan genus Nymphaea (teratai). Pada Nelumbo, bunga terdapat di
atas permukaan air (tidak mengapung), kelopak bersemu merah (teratai berwarna
putih hingga kuning), daun berbentuk lingkaran penuh dan rimpangnya biasa
dikonsumsi.
Anatomi :
Tanaman
teratai tumbuh di permukaan air yang tenang. Tanaman teratai memiliki daun yang
tumbuh mengambang di permukaan air. Bunga teratai juga terdapat di permukaan
air, bunga dan daun teratai keluar dari tangkai yang berasal dari rizoma yang
berada di dalam lumpur pada dasar kolam, sungai atau rawa. Teratai putih
(Nymphaea alba) satu diantara 50-an jenis teratai. Tangkai teratai terdapat di
tengah-tengah daun. Daun berbentuk bundar atau bentuk oval yang lebar yang
terpotong pada jari-jari menuju ke tangkai. Permukaan daun tidak mengandung
lapisan lilin sehingga air yang jatuh ke permukaan daun tidak membentuk butiran
air. Bunga teratai tumbuh pada tangkai yang merupakan perpanjangan dari
rimpang. Diameter bunga bergenus Nymphaea ini antara 5-10 cm. Teratai
memiliki struktur anatomis yang berbeda dengan tumbhan lainnya. Struktur
tersebut merupakan hasil adaptasi dengan lingkungannya yang memiliki kelebihan
dalam hal ketersediaan air dan kelembapan yang tinggi serta keadaan yang
kekurangan oksigen. Teratai memiliki lebih banyak ruang-ruang udara untuk membantu
pengapungan di permukaan air.
1.
Struktur
Anatomi Daun Teratai (Nymphae sp.)
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat kami paparkan struktur anatomi
dari daun teratai sebagai berikut:
- Tidak memiliki kutikula, pada umumnya tumbuhan hidrofit memiliki kutikula yang sangat tipis bahkan tidak memiliki kutikula sama sekali.
- Epidermis yang dimiliki hanya selapis. Fungsi epidermis lebih berperan dalam hal penyerapan gas dan nutrien. Sel-sel epidermis ini memiliki dinding yang tipis.
- Pada permukaan epidermis terdapat banyak stomata. Tipe stomata yang dimiliki adalah tipe menonjol keluar karena pada Nymphae sp. memiliki daun yang mengapung di atas air. Daun Nymphae sp. tergolong daun epistomatik karena stomata berada di permukaan atas daun (adaksial).
- Di bawah lapisan epidermis terdapat jaringan palisade yang didalamnya mengandung klorofil. Sementara itu, di bawah jaringan palisade terdapt jaringan bunga karang. Berdasarkan keberadaan dari jaringan palisade dan jaringan bunga karang, daun Nymphae sp. tergolong daun tipe dorsoventral.
- Pada bagian jaringan palisade, terdapat sklereid yang bercabang dan berujung runcing, dan percabangannya masuk ke ruang antar sel. Sklereid bertipe trikosklereid. Sklereid ini berfungsi sebagai penyokong dan terkait dengan sistem pengapungan tumbuhan Nymphae sp. ini. Selain pada palisade, trikosklereid juga terdapat pada jaringan spons, dimana ujung-ujung percabangannya masuk ke ruang-ruang antar sel.
- Jaringan pengangkut pada daun tergolong tipe Kranz dimana berkas pengangkut dikelilingi oleh mesofil. Jaringan pengangkut ini terletak di antara jaringan spons.
- Daun Nymphae sp. memiliki ruang udara yang luas, teratur dan berkembang dengan baik. Ruang udara ini memberikan pelampung bagi tumbuhan Nymphae sp. untuk mengapung dan juga sebagai penyimpan udara dan CO2.
- Trikomata tergolong trikoma non glanduler dimana ujungnya meruncing. Trikomata ini berfungsi sebagai pelindung dan mengurangi penguapan. Pada daun Nymphae sp., trikomata Ban yak dijumpai pada bagian permukaan bawah daun (abaksial).
- Pada bagian permukaan bawah daun terdapat epidermis bawah yang berjumlah selapis.
2.
Struktur
Anatomi Batang Teratai (Nymphae sp.)
Berdasarkan
pengamatan irisan melintang batang teratai, berikut adalah struktur anatomis
dari batang teratai:
- Batang Nymphae sp. teradaptasi untuk keadaan basah. Ciri yang paling menonjol adalah adanya lakuna yang besar dan banyak. Lakuna adalah sebagai saluran udara pada batang. Dengan adanya lakuna sirkulasi udara pada batang bisa berlangsung lebih baik.
- Bagian paling luar dari batang adalah lapisan epidermis yang tipis yang merupakan hasil adaptasi dengan lingkungannya.
- Dibawah lapisan epidermis terdapat lapisan korteks yang terbagi menjadi dua, korteks dalam dan korteks luar. Korteks luar tersusun atas sel-sel yang kecil dan rapat.
- Korteks dalam pada batang tersusun atas sel-sel parenkim yang menunjukkan penebalan yang nyata. Penebalan yang terjadi adalah lakuner dan lamellar. Penebalan ini terjadi sebagai hasil adaptasi dengan lingkungannya yang berair. Sebagian besar parenkim berdiferensiasi menjadi lakuna sedangkan parenkim lainnya tetap sebagai parenkim selama hidupnya.
- Pada bagian korteks ditemukan berkas pengangkut. Batang Nymphae sp. mengalami anomali batang khususnya pada berkas pengangkutnya. Nymphae sp. adalah tumbuhan dikotil, namun batangnya memiliki berkas pengangkut yang tersebar seperti halnya pada batang monokotil. menunjukkan berkas pengangkut yang tersebar.
- Berkas pengangkut pada Nymphae sp. adalah kolateral terbuka karena tidak ditemukan kambium pada batang teratai.
- Posisi floem terletak di tepi daripada xilem, dan hal ini merupakan ciri khas dari batang.
- Pada xilem batang, lakuna xilem berkembang lebih baik. Lakuna xilem disebut dengan canal lysigen xylem yang merupakan ciri khas batang hidrofit.
- Jaringan yang berperan sebagai penguat pada batang Nymphae sp. berupa sklereid yang memiliki tipe asterosklereid.
Morfologi :
Secara
umum teratai (Nymphae sp.) memiliki struktur morfologi sebagai berikut:
- Teratai (Nymphae sp.) adalah tanaman yang beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki ketersediaan air yang melimpah dan kelembapan yang tinggi. Nymphae sp.
- Nymphae sp. hidup di kolam atau danau.
- Nymphae sp. memiliki daun yang lebar dengan bentuk yang melingkar, dan tepi daun bergerigi. Sebagian besar daun-daun ini mengapung di atas air agar dapat mengambil oksigen yang ada di udara. Daun dapat mengapung karena adanya ruang udara yang berkembang dengan baik.
- Pada permukaan adaksial atau atas, daun Nymphae sp. berwarna hijau dan stomata banyak ditemukan pada bagian ini sedangkan pada bagian abaksial atau bawah, daun Nymphae sp. berwarna keunguan dan terdapat tulang daun besar serta tulang daun kecil. Pada daun bagian abaksial biasanya tidak di temukan adanya stomata.
- Nymphae sp. memiliki batang yang berfungsi untuk menyangga daun mengapung di atas air. Batang sebagian besar tenggelam di dalam air, namun ada beberapa yang muncul di atas permukaan air. Batang memiliki ruang udara yang berkembang dengan baik.
- Selain berfungsi sebagai penyokong dari daun, batang juga berfungsi untuk mengasorbsi nutrisi yang dibutuhkan oleh Nymphae sp..
- Sistem akar pada hidrofi seperti Nymphae sp. kurang berkembang dengan baik dan tidak memiliki bulu akar maupun tudung akar. Akar pada Nymphae sp. memiliki fungsi utama sebagai jangkar, pelekat atau pencengkeram. Absorbsi lebih Ban yak dilakukan oleh batang dan daun.
Fisiologi :
Menghasilkan
bunga, setidaknya ada 2-3 daun yang tumbuh. Nah, bila satu daun setidaknya 10
cm, maka luas pot berdiameter 50 cm sudah cukup ideal untuk pertumbuhan.
Perbanyakan teratai sangat mudah, yaitu bisa dengan biji dari bunga, daun, dan
anakan. Di bunga teratainya – akan berbunga setiap 3-4 hari, dari pagi sampai
sore hari. Setelah layu, mahkota bunga mulai rontok dan menyisakan dasar bunga
yang jadi bakal buah. Bentuknya unik, seperti piramida terbalik dengan biji
yang muncul antara 5-30 biji. Begitu kering, biji bisa diambil dan disemai.
Akar dan daun mengandung asam amino dan alkaloid. Bunganya mengandung bahan
kimia seperti, Quercetin, luteolin, isoquercitrin, kaempferol. Benangsari:
Quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid.
Penyangga bunga (reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam
nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbine.
Bijinya
kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, phosphor dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine,
oxoushinsunine, N- norarmepavine. Tunas biji teratainya mengandung Liensinine,
isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine,
methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin, rutin. Rimpang:
Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol,
d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin,
peroxidase, dll. Akar tumbuhan teratai mengandung Zat tannic dan asparagine.
Daun: Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine,
N-nornuciferine, D-N-methylcoclaurine, anonaine, liriodenine, quercetin,
isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic
acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai:
Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun: Roemerine,
nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit
biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan,
sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti hipertensi.
Habitat :
Tumbuhan
memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan-nya. Tumbuhan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa tipe sesuai dengan habitat hidupnya. Berdasarkan
habitanya, tumbuhan secara umum dibedakan menjadi tumbuhan xerofit, mesofit dan
hidrofit. Masing-masing tumbuhan ini memiliki ciri khas yang membedakan antara
tipe tumbuhan satu dengan yang lain. Ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing
tumbuhan diyakini sebagai adaptasi terhadap lingkungan yang khusus itu. Teratai
terdiri dari sekitar 50 spesies yang tersebar dari wilayah tropis hingga daerah
subtropis seluruh dunia. Teratai yang tumbuh di daerah tropis berasal dari
Mesir.
Tumbuhan
yang dapat hidup di gurun atau di tempat-tempat yang ketersedia-an airnya
sangat terbatas bahkan kurang dan memiliki tekanan evaporasi yang tinggi,
disebut dengan tumbuhan xerofit. Tumbuhan ini memiliki adaptasi khas terhadap
penurunan isi air. Tumbuhan ini mampu hidup dan bertahan dalam periode yang
lama tanpa kerusakan oleh kekeringan. Umumnya tumbuhan hidup di lingkungan yang
memiliki ketersediaan air yang cukup, tidak kurang tidak lebih, kondisi
kelembapan dan suhu yang rata-rata. Tumbuhan yang hidup di lingkungan yang
seperti ini disebut dengan tumbuhan mesofit. Berbeda dengan tumbuhan xerofit,
tumbuhan hidrofit hidup di lingkungan yang memiliki kelembapan yang tinggi.
Tumbuhan ini seluruh atau sebagian tubuhnya terendam oleh air. Tumbuhan
hidrofit hidup di permukaan air atau terbenam dengan kedalaman yang beragam di
dalam air dengan intensitas sinar dan kondisi-kondisi lainnya yang menjadi
faktor pembatas bagi kehadiran tumbuhan tipe ini.
Manfaat
Teratai
menjadi tanaman di kebun-kebun karena bunganya yang indah. Pelukis Perancis
bernama Claude Monet
terkenal dengan lukisan bunga teratai. Teratai merupakan tanaman air yang unik.
Teratai yang tumbuh di air yang sangat berlumpur (kotor, coklat), warna
bunganya lebih cemerlang. Warna bunga bila putih lebih putih, bila merah lebih
merah, bila merah muda makin terang warnanya
Kelimpahan
Kelimpahan
Secara umum teratai (Nymphae sp.) memiliki struktur morfologi sebagai
berikut:
- Teratai (Nymphae sp.) adalah tanaman yang beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki ketersediaan air yang melimpah dan kelembapan yang tinggi.
- Teratai (Nymphae sp.) hidup di kolam atau danau dengan ketersediaan air yang melimpah.
KARAKTERISTIK
:
Teratai
(Nymphae sp) memiliki
karakteristik struktur anatomi batang yang terdiri dari kulit kayu, kayu dan
empulur. Empulur sangat sulit ditemukan pada batang kayu yang
sudah tua. Bagian terluar dari batang tumbuhan dikotil adalah
kulit kayu yang terdiri atas jaringan epidermis, kambium gabus, korteks, dan
floem. Felogen dapat ditemukan di bagian bawah epidermis. Tangkai teratai
terdapat di tengah-tengah daun dan Bunga teratai tumbuh pada tangkai yang
merupakan perpanjangan dari rimpang.
makasih, sangat membantu...
BalasHapus